Selasa, 30 April 2013

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN REAKSI




 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi Kimia
Pada setiap pergantian tahun dan hari raya Idul Fitri atau Lebaran banyak kita saksikan pesta kembang api dan petasan. Kembang api dan petasan dibuat oleh manusia dari bahan yang mudah terbakar dan mudah meledak. Peristiwa terbakarnya kembang api dan meledaknya petasan merupakan contoh peristiwa kimia yang berlangsung secara cepat. Kita juga sering melihat besi yang berkarat. Tahukah kamu, peristiwa perkaratan besi merupakan contoh peristiwa kimia yang berlangsung lambat. Reaksi kimia ada yang berlangsung secara

cepat dan ada yang lambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kimia itu antara lain ukuran partikel dan perubahan suhu.
1. Ukuran Partikel
Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi dimulai dari bidang sentuh (bidang yang saling bersinggungan antar reaktan) dan pada dasarnya terjadi karena tumbukan antar zat-zat pereaksi. Makin luas bidang sentuh maka makin banyak tumbukan dan makin cepat pula terjadi reaksi. Luas permukaan bidang sentuh dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran partikelnya. Apa hubungan ukuran partikel dengan kecepatan reaksi? Mari kita lakukan kegiatan berikut ini.


Pengaruh luas permukaan ini banyak diterapkan dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa zat padat sebelum direaksikan. Mengunyah makanan juga merupakan upaya dalam rangka memperluas permukaan sehingga penguraian selanjutnya berlangsung lebih cepat.
2. Perubahan Suhu
Tahukah kamu, reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.  Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat pergerakan partikel-partikel zat yang bereaksi sehingga tumbukan antar partikel lebih cepat dan reaksi berlangsung lebih cepat. Berbagai proses industri dipercepat dengan pemanasan, misalnya industri amoniak (NH3) dan asam sulfat (H2SO4). Ketika Ibu mu memasak, makanan akan lebih cepat matang dan bumbu yang dicampurkan akan lebih cepat bercampur bila menggunakan suhu yang lebih tinggi. Agar lebih jelas lakukanlah kegiatan berikut ini.




Faktor yang mempenggaruhi kecepatan reaksi


  1. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh ukuran partikel/zat.
    Semakin luas permukaan maka semakin banyak tempat bersentuhan untuk berlangsungnya reaksi. Luas permukaan zat dapat dicapai dengan cara memperkecil ukuran zat tersebut
  2. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh suhu.
    Semakin tinggi suhu reaksi, kecepatan reaksi juga akan makin meningkat sesuai dengan teori Arhenius.
  3. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh katalis.
    Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi. Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi yang digunakan.
Katalis

Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada awal ditambahkan.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawa-senyawa kimia tersebut.

Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat juga meliputi padat, cair dan gas, akan tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan (contoh, minyak dan air).

Energi Aktivasi

Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:


Konsentrasi

Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Sifat zat yang bereaksi
Sifat zat yang mudah atau sukar bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya suatu reaksi. Secara umum dinyatakan bahwa: ”Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.” Hal ini disebabkan oleh adanya  gaya tarik menarik antara ion-ion  yang muatannya berlawanan.
Contoh:  Ca2+(aq) + CO32+(aq) → CaCO3(s)
Reaksi ini berlangsung dengan  cepat. Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat. Hal ini disebabkan oleh reaksi yang berlangsung tersebut membutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.
Contoh:
CH4(g) + Cl2(g) -> CH3Cl(g) + HCL(g)

Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi, misalnya; cahaya matahari.
Suhu

Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai  tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:

dimana:
k  : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
Ea : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0,0821.atm/moloK atau 8,314 Joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
Setiap suhu naik 100 C, laju reaksi menjadi dua kali lipatnya.

∆t = kenaikan suhu
Contoh : Suatu reaksi berlangsung selama 2 jam pada suhu 250C. Berapa kalikah laju reaksi akan meningkat jika suhu diubah menjadi 450C ?
Penyelesaian :
Kenaikan suhu (∆t) = 45 – 25
= 200C
→ Laju reaksi menjadi 4X atau lama reaksi menjadi 2/4 jam.
Laju reaksi meningkat, reaksi akan semakin cepat berlangsung).
KATALISATOR

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi yang mempunyai tujuan memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Halaman ini menitikberatkan pada perbedaan tipe-tipe katalis (heterogen dan homogen) beserta dengan contoh-contoh dari tiap tipe, dan penjelasan bagaimana mereka bekerja. Anda juga akan mendapatkan deskripsi dari satu contoh autokatalis  reaksi dimana hasil produk juga turut mengkatalis.

Tipe-tipe dari reaksi katalis
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu heteregon dan homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.
Apa itu fase?
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawa-senyawa kimia tersebut.
Kita mungkin bertanya mengapa  fase berbeda dengan istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase juga meliputi padat, cair dan gas, tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair (sebagai contoh, minyak dan air) dimana keduanya tidak saling melarutkan. Kita dapat melihat batas diantara kedua zat cair tersebut.

Jika Anda lebih cermat, sebenarnya diagram diatas menggambarkan lebih dari fase yang diterakan. Masing-masing, sebagai contoh, beaker kaca merupakan fase zat padat. Sebagian besar gas yang berada diatas zat cair juga merupakan salah satu fase lainnya. Kita tidak perlu memperhitungkan fase-fase tambahan ini karena mereka tidak mengambil bagian dalam proses reaksi.
Katalis Homogen
Bagian ini meliputi penggunaan katalis dalam fase berbeda dari reaktan. Contoh-contoh meliputi katalis  padat dengan reaktan-reaktan dalam fase cair maupun gas
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
 B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.
Secara umum dinyatakan bahwa:
  • Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.
    Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.
Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq) →  CaCO3(s)
Reaksi ini berlangsung dengan cepat.
  • Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.
    Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.
Contoh: CH4(g) + Cl2(g) →  CH3Cl(g) + HCl(g)
Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya matahari.

C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami peruba
an kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

KROMATOGRAFI




Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud, baik padat, cair maupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak dapat dipisahkan dengan cara yang lain.

Cairan atau pelarut yang membawa componen BergeraK disebut ELUEN ATAU FASE GERAK, sedangkan padatan yang menyerap Komponen disebut ADSORBEN ATAU FASE TETAP. Syarat eluen dapat melarutkan semua Komponen dan dapat mengalir, maka harus berupa cairan atau gas. Eluen dapat merupakan zat murni atau campuran misalnya eter murni atau alcohol.


Berdasarkan jenis eluennya dan adsorbennya, kromatografi dapat dibagi menjadi empat cara yaitu

  1. KROMATOGRAFI KOLOM
Adalah kromatografi yang adsorbennya dimasukkan ke dalam tabung ( pipa ) kaca. Adsorben tersebut berupa padatan bentuk tepung contohnya alumunia, estela pemisahaan masing masing componen terdapat di daerah tertentu tabung.

  1. KROMATOGRAFI KERTAS
Adalah jenis kromatografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat cair sebagai eluennya.

  1. KROMATOGRAFI LEMPENG TIPIS
Adalah menggunakan lempeng tipis yang dilumuri padatan sebagai adsorbennya. Caranya dengan mencelupkan lempeng kedalam bubur adsorben dan dikeringkan. setelah itu lempeng ditetesi campuran yang akan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam bejana yang berisi eluen seperti pada kromatografi kertas.

  1. KROMATOGRAFI GAS
Adalah kromatografi yang menggunakan gas sebagai eluennya sedangkan didalam alat akan di ubah jadi gas dan mengalir bersama eluennya. Kecepatan mengalir componen akan berbeda dan mengakibatkan terpisahnnya componen yang satu dengan yang lainnya



Senin, 15 April 2013

SISTEM KOLOID



Disusun oleh Chandra lebong,15 maret 2013

PENDAHULUAN

Koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak anatara larutan dan suspensi.koloid mempunyai sifat sifat tertentu yang berbeda dari larutan.

Sistem koloid adalah contoh, bahan makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti contoh yang lain adalah, berbagai jenis obat , bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.

  1. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN KOLOID

Secara makroskopis, koloid tampak homogen seperti halnya larutan tetapi secara mikroskopis koloid akan tampak heterogen seperti halnya suspensi, jadi keadaan koloid terletak antara larutan dan suspensi.

Nama koloid diberikan oleh THOMAS GRAHAM pada tahun 1861. istilah itu berasal dari bahasa yunani yaitu “kola dan oid “ , kola artinya lem sedangkan oid berarti seperti dalam hal ini yang dikaitkan adalah sifat difusinya. System koloid mempunyai koefisien difusi yang rendah seperti lem. Larutan biasa seperti larutan yang mempunyai koefisien difusi lebar disebut KRISTALOID.


  1. PENGERTIAN KOLOID

Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Usuran partikel koloid berkisar antara 1nm  - 100 nm, jadi koloid tergolong campuran heterogenia dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didispersikan disebut FASE TERDISPERSI, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut MEDIUM DISPERSI. Fase terdispersi bersifat diskontinu ( terputus terputus ) sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersi adalah air.



Dalam kehidupan sehari hari, kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid atau suspensi.


contoh larutan  : larutan gula, larutan garam, spritus, alcohol 70 % , larutan cuka, udara
                           yang bersih, dan bensin.
contoh koloid   : sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega dan mayonase

Contoh suspensi: air sungai yang keruh, campuran air pasir, campuran kopi air dan campuran minyak air


PENGGOLONGAN KOLOID SISTEM KOLOID


Pengolongan system koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersi. Koloid yang fase terdispersi padat disebut sol. Jadi ada tiga jenis sol
      1.   sol padat ( padat dalam padat )
  1. sol cair ( padat dalam cair )
  2. sol gas ( padat dalam gas )


istilah sol biasa digunakan untuk sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal dengan aerosol ( aerosol padat ).  Koloid yang fase terdispersinya cair diesbut EMULSI. Dan EMULSI juga ada tiga jenis :

  1. emulsi padat ( cair dalam padat )
  2. emulsi cair ( cair dalam cair )
  3. emulsi gas ( cair dalam gas )


istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair sedangkan emulsi gas juga dikenal aerosol ( aerosol cair ).

Koloid yang fasenya terdispersinya gas diesbut BUIH. Hanya ada 2 jenis buih, yaitu :

  1. buih padat
  2. buih cair



KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB


Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil apabila terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil Berardi suka cairan ( yunani, lio = cairan,
philia= suka ) dan koloid liofol adalah jika gaya tarik menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob Berardi takut cairan ( yunani, phobia = takut/benci )

jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid diatas masing masing diesebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Contoh hidrofil     : protein, sabun, detergen, agar – agar , kanji dan gelatin
Contoh hidrofob    : sol belerang, sol FE(OH)3, SOL SOL SULFIDA DAN SOL    LOGAM.



SIFAT SIFAT KOLOID

  1. EFEK TYNDALL
  2. GERAK BROWN
  3. ADSORPSI
  4. ELEKTROFORESIS
  5. KOAGULASI
  6. DIALISIS
  7. SELAPUT SEMI PERMAEBAL




Selasa, 09 April 2013

MANFAAT MINYAK ZAITUN


Manfaat Minyak Zaitun

Khasiat minyak zaitun sudah popular sejak lama, oleh karena itu minyak zaitun banyak digunakan sebagai salah satu bahan untuk pengobatan herbal. Khasiat minyak zaitun juga telah dikenal sejak lama untuk perawatan kecantikan, hal ini disebabkan buah zaitun mengandung Olive Oil Extra Virgin (OOEV). Pada dasarnya buah Zaitun sendiri dapat dikonsumsi secara langsung ataupun melalui proses fragmentasi (pengawetan). Minyak yang diolah dari buah zaitun ini dapat juga digunakan sebagai obat dengan mengkonsumsinya ataupun dijadikan obat oles untuk luka bagian luar tubuh.

Khasiat minyak zaitun telah dipercaya selama ratusan tahun sebagai salah satu minyak yang dapat digunakan untuk merawat kecantikan dan menjaga kesehatan. Apakah kandungan dari minyak zaitun? Minyak zaitun terdiri dari berbagai zat atau senyawa antara lain adalah minyak virgin, vitamin E, vitamin K, asam lemak jenuh (asam miristat, asam arachidat, asam stearat, asam palmitat dan lignoserat dengan kadar kecil), asam lemak tak jenuh poli/mono, mono unsaturated fat, asam oleat, asam lemak esensial, polifenol , potasium, zat besi, kalsium dan berbagai zat maupun unsur lainya.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkan minyak zaitun. Seluruh anggota tubuh anda dapat memanfaatkan khasiat minyak zaitun. Sebut saja jika anda ingin merawat rambut anda, maka anda dapat mengoleskan minyak zaitun pada rambut secara rutin untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan rambut. Khasiat minyak zaitun yang lain adalah untuk memelihara kecantikan kulit anda. Jika anda mengoleskan secara rutin minyak zaitun pada tubuh anda, maka kulit anda akan semakin berseri dan sehat.
Manfaat Minyak Zaitun untuk ibu hamil - Minyak zaitun sudah terkenal pada zaman dahulu, diantaranya adalah manfaat minyak zaitun untuk wajah, rahasia manfaat minyak zaitun bagi kecantikan, manfaat minyak zaitun untuk jerawat, manfaat minyak zaitun untuk rambut, manfaat minyak zaitun untuk kecantikan, manfaat minyak zaitun untuk kesehatan.

Pada ibu hamil sering mengeluh ketika muncul guratan guratan di sekitar perutnya atau dengan nama stretch mark. Guratan-guratan itu muncul di sekitar daerah perut, paha, dan payudara dan menimbulkan rasa gatal. Jika garukan kita tak terkendali maka akan menjadi berbekas dan akan terus terbawa seumur hidup, maka dengan menggunakan Manfaat Minyak Zaitun untuk ibu hamil dapat diatasi.

Pertama kali muncul stretch mark berwarna ungu kemudian seiring berjalannya waktu akan memudar. Minyak zaitun dapat mencegah timbulnya stretch mark pada ibu hamil. Sejak zaman dahulu minyak zaitun sudah terkenal Manfaat Minyak Zaitun untuk kecantikan. Kandungan minyak zaitun yang warnanya yang bening dan berkilau kaya dengan vitamin A, B1, B2, C, D, E, K, dan zat besi.

Manfaat Minyak Zaitun untuk ibu hamil
 Oleskan pada perut dan bagian tubuh yang rentan mengalami peregangan saat hamil, Intinya untuk mencegah timbulnya stretch mark. Karena dengan mengoleskan pada bagian tubuh yang rentan timbul peregangan akan memberikan kelembaban kulit, melembutkan kulit. Dengan begitu jika ada peregangan akan berjalan normal dan tidak akan menimbulkan guratan/stretch mark.

Oleh karena itu, beberapa dokter menyarankan minyak zaitun dan krim pelembab lainnya untuk wanita hamil untuk mencegat terjadinya stretch mark, dan itulah salah satu contoh manfaat minyak zaitun untuk ibu hamil
Minyak Zaitun: Sejarah, Jenis dan Kegunaan.
Posted on 28/08/10 | Artikel

Minyak zaitun berasal dari  buah zaitun yang pohonnya pertama kali ditemukan di daerah Crete, Yunani sekitar 5000 atau  7000 tahun yang lalu.  Sejak zaman tersebut, pohon zaitun  merupakan sumber pangan, minyak, kayu ,obat obatan dan dijadikan symbol kebijakan dan perdamaian.  Pohon zaitun dianggap sebagai  pohon suci, siapapun yang berani untuk menebang akan dihukum atau diasingkan.  Dari daerah Crete, pohon zaitun menyebar ke daerah Amerika, Syria, Palestina dan Israel, namun pusat penanaman pohon zaitun tetap berada di negara negara Medditerania seperti Spanyol, Portugis, Turki, Itali dan Yunani.

Minyak zaitun merupakan satu satunya minyak dari tumbuh tumbuhan yang dapat langsung dikonsumsi setelah diperas dari buahnya.  Umumnya minyak zaitun didapat dengan cara memeras buah zaitun, tanpa melibatkan panas atau bahan kimia.  Berdasarkan tahapan produksinya, minyak zaitun  dibagi menjadi:
Extra virgin oil merupakan minyak yang berasal dari perasan pertama buah zaitun. Extra virgin olive oil dianggap sebagai minyak zaitun dengan kualitas terbaik karena tahapan proses produksinya sedikit sehingga kandungan antoksidannnya (fenol dan Vit E) tinggi. Karena kemurniannya, umumnya minya zaitun jenis ini lebih mahal, namun mngkin tidak begitu berarti dibanding manfaat kesehatan yang diberikan.
 Virgin oil merupakan minyak zaitun yang berasal dari perasan kedua.
Pure merupakan minyak zaitun yang mengalami beberapa proses seperti penyaringan dan pemurnian.
Extra light merupakan minyak zaitun yang mengalami beberapa proses sehingga kadar minyak zaitunnya sudah banyak yang hilang.

Kandungan minyak  yang tinggi dalam buah zaitun tercermin dari namanya, Olea europea, olea sendiri dalam bahasa latin berarti minyak. Kunci dari khasiat minyak zaitun terletak pada kandungan lemak tak jenuh tunggal,  antioksidan, klorofil, karoten dan senyawa  polyfenolik seperti tyrosol, hydrotyrosol dan oleuropein. Kandungan antioksidan dalam  minyak zaitun tidak hanya berfungsi sebagai penangkap radikal bebas, namun juga berfungsi sebagai pelindung Vitamin E dalam minyak zaitun

Kandungan lemak tak jenuh tunggal pada minyak zaitu merupakan yang tertinggi dibandingkan minyak minyak alami jenis lain, terutama kandungan asam oleatnya. Berkat kandungan lemak tak jenuh tunggalnya dan antioksidannya, minyak zaitun mampu:

1.Melindungi tubuh dari penyakit jantung  dengan cara mengendalikan  lemak jahat (LDL) dan meningkatkan lemak yang baik (HDL) dan darah tinggi.  Karena khasiatnya dalam mencegah penyakit jantung, muali November  tahun 2004, United States Food and Drug Administration mengijinkan label pada produk minyak zaitun untuk mencantumkan  manfaat konsumsi 2 sendok makan  minyak zaitun setiap hari untuk melindungi tubuh dari penyakit jantung

2. Mencegah kanker usus dan payudara.

3. Melindungi penyakit penyakit yang berkaitan dengan penuaan seperti  atherosclerosis, diabetes, asma dan arthritis

4.Memperpanjang usia

5. Menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan insulin pada penderita diabetes tipe 2.

6. Mencegah  osteoporosis.

7. Mencegah petumbuhan H.pylori, bakteri yang diduga terkait dengan maag dan kanker lambung. Helicobater pylori menunjukkan perkembangan resistensi terhadap antibiotik sehingga saat ini para peneliti mengarah pada komponen kaya akan  polifenol untuk menghambat pertumbuhan bakteri H.pylori.

Konsumsi minyak zaitun, dalam bentuk cair maupun yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul tidak menimbulkan efek negatif bagi  lambung. Lambung sendiri  justru terbantu dengan minyak zaitun karena melindungi lambung dari maag dan gastritis. Minyak zaitun memicu produksi cairan empedu dan hormon yang dihasilkan  pankreas sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya batu empedu.

kromatografi Gas-Cair



kromatografi Gas-Cair
Kromatografi gas-cair (biasa disebut kromatografi gas) merupakan analisis yang sangat bermanfaat.

Pelaksanaan kromatografi gas-cair

Pengantar

Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak. Dalam seluruh bentuk kromatografi yang lain, anda akan menemui fase gerak adalah cairan. Dalam kromatografi gas-cair, fase gerak adalah gas seperti helium dan fase diam adalah cairan yang mempunyai titik didih yang tinggi diserap pada padatan.

Bagaimana kecepatan suatu senyawa tertentu bergerak melalui mesin, akan tergantung pada seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk bergerak dengan gas dan sebaliknya melekat pada cairan dengan jalan yang sama.

Injeksi sampel

Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal (Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.

Injektor berada dalam oven yang mana temperaturnya dapat dikontrol. Oven tersebut cukup panas sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh gas pembawa misalnya helium atau gas lainnya.

Bagaimana kerja kolom? 

Material padatan

Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube panjang dan tipis berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase diam yang berikatan dengan pada bagian terdalam permukaannya.

Untuk menyederhanakan, kita akan melihat pada kolom terpadatkan.
Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara 1 sampai 4 meter, dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung sehingga dapat disesuakan dengan oven yang terkontrol secara termostatis.

Kolom dipadatkan dengan tanah diatomae, yang merupakan batu yang sangat berpori. Tanah ini dilapisis dengan cairan bertitik didih tinggi, biasanya polimer lilin.

Temperatur kolom

Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa komponen campuran dapat berkondensasi pada awal kolom.

Dalam beberapa kasus, seperti yang anda akan lihat pada bagian bawah, kolom memulai pada temperatur rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih panas dibawah pengawasan komputer saat analisis berlangsung.

Bagaimana pemisahan berlangsung pada kolom?

Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran yang diinjeksikan pada kolom:
  • Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
  • Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
  • Molekul dapat tetap pada fase gas
Dari ketiga kemungkinan itu, tak satupun yang bersifat permanen.

Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom secara jelas cenderung akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, beberapa bagian dari senyawa tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan yang sama seperti air yang menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah 100 oC. Peluangnya akan berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.

Sama halnya untuk beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair. Beberapa senyawa akan lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya. Senyawa yang lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada fase diam: sedangkan senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih banyak dalam fase gas.

Proses dimana zat membagi dirinya menjadi dua pelarut yang tidak bercampurkan karena perbedaan kelarutan, dimana kelarutan dalam satu pelarut satu lebih mudah dibanding dengan pelarut lainnya disebut sebagai partisi. Sekarang, anda bisa beralasan untuk memperdebatkan bahwa gas seperti helium tidak dapat dijelaskan sebagai â€Å“pelarut”. Tetapi, istilah partisi masih dapat digunakan dalam kromatografi gas-cair.

Anda dapat mengatakan bahwa substansi antara fase diam cair dan gas. Beberapa molekul dalam substansi menghabiskan waktu untuk larut dalam cairan dan beberapa lainnya menghabiskan waktu untuk bergerak bersama-sama dengan gas.

Waktu retensi

Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu.

Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada:
  • Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.
  • Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.
  • Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-molekul dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom.
Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat mempunyai pengatur temperatur.

Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena kondensasi yang lama pada bagian awal kolom!

Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan melalui kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya melalui kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara puncak-puncak dalam kromatogram.

Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.

Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas akan melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit pertambahan temperatur akan memperjelas â€Å“perlekatan” senyawa. Peningkatan temperatur masih dapat lebih `melekatan` molekul-molekul fase diam melalui kolom.

Detektor

Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.

Detektor ionisasi nyala

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.

Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki nyala hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa dalam campuran anda analisa mulai masuk ke dalam detektor.

Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan elektron-elektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan anoda.

Hal ini serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.

Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan menjadi netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada elektroda positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada elektroda dan menjadi netral.

Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke katoda. Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.

Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-senyawa organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ion-ion, dan dengan demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa yang serupa, arus yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.

Kekurangan detektor ionisasi nyala

Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang keluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan detektor tipe ini.

Penerjemahan hasil dari detektor

Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah melewati detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan.

Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal seharusnya..

Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.

Perangkaian kromatogram gas pada spektrometer massa

Hal ini tidak dapat dillakukan menggunakan detektor ionisasi nyala, karena detektor dapat merusak senyawa yang melaluinya. Anggaplah anda menggunakan detektor yang tidak merusak. Senyawa,

Ketika detektor menunjukkan puncak, beberapa diantaranya melalui detektor dan pada waktu itu dapat dibelokkan pada spektrometer massa. Hal ini akan memberikan pola fragmentasi yang dapat dibandingkan dengan data dasar senyawa yang telah diketahui sebelumnya pada komputer. Itu berarti bahwa identitas senyawa-senyawa dalam jumlah besar dapat dihasilkan tanpa harus mengetahui waktu retensinya

Minggu, 07 April 2013

Laporan PRAKERIN di PT. KIMIA FARMA ( RHIKA DAN MEINDIKA )


BAB  I 
 PENDAHULUAN
1.1    Latar  Belakang
Pada  zaman  sekarang  ini  di  dunia  manapun  juga  pasti  ada  yang  namanya  penyakit. Penyakit  yang  mengerogoti  tubuh  jika  tidak  diobati  dengan  segera  maka dapat berakibat  buruk  bahkan  dapat  menyebabkan  kematian. Oleh  karena  itu  dilakukanlah penelitian  untuk  sesuatu  yang  dapat  menyembuhkan penyakit  itu yang  dinamakan  dengan  obat. Obat  itu  dapat  berfungsi  menyembuhkan  berbagai  macam  penyakit. Dengan  cara  kerja  obat  yang  dapat  menghambat  pertumbuhan  bakteri  atau  virus yang  menyebabkan  penyakit  itu  sendiri  dapat  berkembang.
Banyak  Industri- Industri  farmasi  yang  menghasilkan  berbagai  macam  jenis  obat-obatan termasuk  PT. KIMIA FARMA,Plant MEDAN.  Karena  banyaknya  industri   farmasi  di Indonesia  maka  penulis  memilih  PT. KIMIA FARMA,Plant MEDAN  sebagai  tempat melakukan  praktikum  dan  dapat  mengetahui  apa  saja  produk obat  yang dihasilkan  serta  Cara  Pembuatan  Obat yang Baik (CPOB). Dimana   setiap  produk-produk  yang  dihasilkan  oleh  Industri  Farmasi  harus  diatur  secara  ketat.




1.2 Tujuan  Praktik  Kerja  Industri
Tujuan pelaksanaan prakerin ini diantaranya meningkatkan kemampuan dan wawasan penulis dalam aspek-aspek potensial di dalam dunia kerja, dan dapat menerapkan ilmu yang didapat selama proses pendidikan dalam dunia kerja.

















BAB II
TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI
PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk.


2.1 Sejarah Perusahaan

Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikalbakal perusahaan  dapat  dirunut  balik  ke  tahun  1917,  ketika  NV  Chemicalien   Handle  Rathkamp & Co., perusahaan  farmasi  pertama  di  Hindia  Timur,  didirikan  sejalan  dengan  kebijakan   nasionalisasi  eks  perusahaan-perusahaan  Belanda,  pada  tahun  1958  pemerintah  melebur  sejumlah  perusahaan  farmasi  menjadi  PNF  Bhinneka  Kimia  Farma. Selanjutnya  pada  tanggal  16  Agustus  1971  bentuk  hukumnya  diubah  menjadi  Perseroan  Terbatas, menjadi PT  Kimia  Farma  (Anonim, 2010).
Sejak  tanggal  4   Juli  2001 Kimia  Farma  tercatat  sebagai  perusahaan  publik di  Bursa  Efek  Jakarta  dan  Bursa  Efek  Surabaya. Berbekal  tradisi  industri  yang  panjang  dan  nama  yang identik  dengan  mutu, Kimia  Farma  telah  berkembang  menjadi  sebuah  perusahaan  pelayanan  kesehatan  utama  di  Indonesia  yang  kian  memainkan  peranan  penting  dalam pengembangan  dan  pembangunan  bangsa  dan  masyarakat  (Anonim, 2010)
Dengan  dukungan  Riset  &  Pengembangan,  segmen  usaha  yang  dikelola  oleh  perusahaan induk  ini  memproduksi  obat  jadi  dan  obat  tradisional,  yodium, kina  dan  produk-produk   turunannya,  serta  minyak  nabati. Lima  fasilitas  produksi  yang  tersebar  di  Indonesia merupakan  tulang  punggung  dari  industri  (Anonim, 2010).
Plant   Jakarta  memproduksi  sediaan tablet,  tablet salut,  kapsul,  sirup  kering, suspensi/sirup, tetes  mata,  krim,  antibiotika  dan  injeksi. Unit ini  merupakan  satu-satunya  pabrik  obat  di  Indonesia  yang  mendapat  tugas  dari  pemerintah  untuk  memproduksi  obat  golongan narkotika. Industri  formulasi  ini  telah   memperoleh   sertifikat, yaitu: Cara  Pembuatan  Obat yang  Baik  (CPOB)  dan  ISO-9001 (Anonim, 2010).
Plant  Bandung  memproduksi  bahan  baku  kina  dan   turunan-turunannya,  rifampisin, obat asli  indonesia  dan  alat  kontrasepsi  dalam  rahim  (AKDR). Unit  produksi  ini   telah mendapat  US-FDA  Approval.  Selain  itu,  Plant  Bandung  juga  memproduksi  tablet,  sirup,  serbuk,  dan  produk  kontrasepsi  Pil  Keluarga  Berencana. Unit  produksi  ini  telah  menerima sertifikat  CPOB  dan  ISO-9002  (Anonim, 2010).
Plant  Semarang  mengkhususkan  diri  pada  minyak  nabati  dan  bedak. Untuk  menjamin kualitas  produksi,  unit  ini  secara  konsisten  menerapkan  sistem  manajemen  mutu  ISO-9001 serta  telah  memperoleh  sertifikat  CPOB  dan  US-FDA  Approval  (Anonim, 2010).
Plant  Watudakon  di  Jawa  Timur  merupakan  satu-satunya  pabrik  yang  mengolah  tambang yodium  di  Indonesia.  Unit  ini  memproduksi  yodium  dan  garam-garamnya,  bahan  baku ferro  sulfat  sebagai  bahan  utama  pembuatan  tablet  besi  untuk  obat  tambah  darah,  dan kapsul  lunak  ”Yodiol”  yang  merupakan  obat  pilihan  untuk  pencegahan  gondok.  Plant Watudakon  juga  mempunyai  fasilitas  produksi  formulasi  seperti  tablet,  tablet salut,  kapsul lunak,  salep,  sirup,  dan  cairan  obat luar/dalam.  Unit  ini  telah  memperoleh  sertifikat  CPOB,  ISO-9002  dan  ISO-14001.  (Anonim, 2010).
Plant  Medan  di  Tanjung  Morawa,  Sumatera  Utara,  tidak  dikhususkan  untuk  memasok kebutuhan  obat  di  wilayah   sumatera.  Produk  yang  dihasilkan  oleh  pabrik  yang  telah memperoleh  sertifikat  CPOB   untuk tablet, krim  dan  kapsul  serta  sertifikat  ISO  9001:2008.
PT.  Kimia  Farma  (Persero)  Tbk.  Plant  Medan  berdiri  pada  tahun  1967  dengan nama Radja  Farma  dan  dulunya  juga  merupakan  perusahaan  farmasi  milik  Belanda  yang dinasionalisasikan  oleh  pemerintah  Indonesia.  Pada  tahun  1971  perusahaan  ini  berubah nama  menjadi  PT.  Kimia  Farma  dan  menjadi  perusahaan  cabang  dari  PT.  Kimia  Farma Jakarta.  Dengan  adanya  SK.  Direksi  No.  Kep.  14/DIR/VI/2004  pada  tanggal   14   juni 2004  maka  PT.  Kimia  Farma (Persero)  cabang  Medan  berubah  menjadi  PT.  Kimia  Farma (Persero)  Tbk.  Plant  Medan.
Distribusi  obat-obatan  dikelola  oleh  Unit  Logistik  Sentral  (ULS)  yang  berada  di  Jakarta. ULS  ini  nantinya  yang  mendistribusikannya  melalui  PT.  Kimia  Farma
 Trading  &  Distribution.
2.2  Visi  dan  Misi
Visi  PT  Kimia  Farma  (Persero)  Tbk  adalah  komitmen  pada  peningkatan  kualitas kehidupan  kesehatan  dan  lingkungan.  Untuk  mewujudkan  visi  tersebut, PT  Kimia  Farma (Persero)  Tbk  memiliki  misi,  diantaranya:
1.  Mengembangkan  industri  kimia  dan  farmasi  dengan  melakukan  penelitian  dan  pengembangan  produk  yang  inovatif
2.    Mengembangkan  bisnis  pelayanan  kesehatan  terpadu  (Health  Care  Provider)
yang  berbasis  jaringan  distribusi  dan  jaringan  apotek
3.    Meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia  dan  mengembangkan  sistem  informasi perusahaan.
2.3  Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Kimia  Farma (Persero) Tbk  merupakan  salah  satu  Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN) yang  berada  dibawah  pembinaan  Menteri  Negara  Pendayagunaan  BUMN  dalam  upaya  mendukung   program  pemerintah  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  rakyat khususnya  di  bidang  kesehatan. Produksi  yang  dihasilkan  adalah  obat-obatan  yang  bermutu dengan  harga  yang  terjangkau  oleh  masyarakat  yang  meliputi obat-obat Pelayanan Kesehatan  Dasar (PKD), Obat  Generik  Berlogo (OGB), obat-obat  paten  dan  alat  kontrasepsi.
Dalam  menjalankan  semua  usahanya  PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, memiliki  3 (tiga) unit usaha, meliputi :
1. Bidang Produksi
Produk-produk  andalan  yang  dihasilkan  perusahaan  ini  adalah :
a. Produk  etikal.
b. Produk ”Over The Counter” (OTC) yaitu  obat  yang  dapat  dijual  bebas.
c. Produk  Generik  Berlogo.
d. Produk  lisiensi  dari  beberapa  perusahaan  asing  yaitu : Sankyo (Jepang), Heinrich (Jerman), Solvay Duphar (Belanda).
e. Produk  Bahan  Baku.
f. Produk  Kontrasepsi.
g. Produk-produk  penugasan  pemerintah  (narkotika).
2. Bidang  Pelayanan (PT. Health & Care)
3. Bidang  Distribusi (PT. Trading & Distribution) yang  dijalankan  oleh  anak  perusahaan  PT. KF Trading and Distribution.
4. Klinik  Kesehatan  dan  Optik.
2.4  Letak  dan  Lokasi  Perusahaan
PT. Kimia  Farma (Persero) Tbk.Plant Medan  terletak  di  Jalan  Raya  Medan  Tanjung Morawa  Km 9 No. 59, Kotamadya  Medan, Propinsi  Sumatera  Utara, Indonesia. Perusahaan ini  berdiri  di  atas  lahan  dengan  luas  20.269 myang  terdiri  dari :
a. Ruang  perkantoran.
b. Ruang  laboratorium  Pemastian  Mutu &  PPPI.
c. Ruang  produksi.
d. Ruang  produksi / salep.
e. Ruang  penimbangan  sentral.
f. Gudang  bahan  baku.
g. Gudang  bahan  kemas.
h. Gudang  etiket.
i. Gudang  obat  jadi.
j. Bangunan  penunjang  seperti  tempat  pencucian, dapur, mushola, dan  tempat  olahraga.
Prasarana  transportasi  yang  tersedia  di  lokasi  ini  dapat  dikatakan  sangat  baik, yakni dengan  adanya  fasilitas  jalan  tol  yang  terletak  cukup  dekat  dengan  lokasi  pabrik  (kurang dari 1 km) dan dengan tersedianya angkutan umum yang cukup banyak bagi karyawan. Kebutuhan  listrik  pabrik  disuplai  oleh  PLN, kebutuhan  air disuplai  oleh PDAM TIRTANADI, dan  layanan  jaringan  telekomunikasi  dari  TELKOM  sudah  cukup  memadai.
2.5  Struktur  Organisasi, Uraian  Tugas  dan  Tanggung  Jawab
Sebelum menjalankan suatu aktifitas dalam perusahan, sangat penting untuk mencantumkan suatu  struktur  organisasi, uraian tugas dan tanggung  jawab  bagi  seluruh  pegawai  yang  ada dalam  perusahaan.
Dalam  melaksanakan  kegiatannya  PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, menggunakan  struktur  organisasi  yang  disusun  sedemikian  rupa  sehingga  jelas  terlihat batas-batas  tugas, wewenang  dan  tanggung  jawab  dari  setiap  personil.





BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian  Obat
Obat  ialah  suatu  bahan  atau  paduan  bahan-bahan  yang  dimaksudkan  untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan  penyakit  atau  gejala  penyakit, luka  atau  kelainan  badaniah  dan  rohaniah pada  manusia  atau  hewan  dan  untuk  memperelok  atau  memperindah  badan  atau  bagian badan  manusia  termasuk  obat  tradisional (Wikipedia, 2012).
3.2 Sejarah  Penggunaan  Obat
Pada  mulanya  penggunaan  obat  dilakukan  secara  empirik  dari  tumbuhan,  hanya berdasarkan  pengalaman  dan  selanjutnya  Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat  bahwa untuk  membuat  sediaan  obat  perlu  pengetahuan  kandungan  zat  aktifnya  dan  dia  membuat obat  dari  bahan  yang  sudah  diketahui  zat  aktifnya.
Hippocrates (459-370 SM) yang  dikenal dengan  “bapak  kedokteran”  dalam  praktek pengobatannya  telah  menggunakan  lebih  dari  200  jenis  tumbuhan.
Claudius  Galen (200-129 SM) menghubungkan  penyembuhan  penyakit  dengan  teori  kerja obat  yang  merupakan  bidang  ilmu  farmakologi.
Selanjutnya  Ibnu  Sina (980-1037)  telah  menulis  beberapa  buku  tentang  metode pengumpulan  dan  penyimpanan  tumbuhan  obat  serta  cara  pembuatan  sediaan  obat  seperti pil,  supositoria,  sirup  dan   menggabungkan   pengetahuan   pengobatan   dari   berbagai  negara  yaitu  Yunani,  India,  Persia,  dan  Arab  untuk  menghasilkan  pengobatan  yang  lebih baik.
Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil  melakukan  verifikasi  efek  farmakologi  dan toksikologi  obat  pada  hewan  percobaan, ia  mengatakan :”I  pondered  at  length,  finally  I resolved  to  clarify  the  matter  by  experiment”. Ia  adalah  orang  pertama  yang  melakukan penelitian  farmakologi  dan  toksikologi  pada  hewan  percobaan. Percobaan  pada  hewan merupakan  uji  praklinik  yang  sampai  sekarang  merupakan  persyaratan  sebelum  obat  diuji–coba  secara  klinik  pada  manusia. Institut  Farmakologi  pertama  didirikan  pada  th  1847  oleh  Rudolf  Buchheim  (1820-1879)  di  Universitas  Dorpat  (Estonia).
Selanjutnya  Oswald  Schiedeberg (1838- 1921) bersama  dengan  pakar  disiplin  ilmu lain  menghasilkan  konsep  fundamental  dalam  kerja  obat  meliputi  reseptor  obat,  hubungan struktur  dengan  aktivitas  dan  toksisitas  selektif.  Konsep  tersebut  juga  diperkuat  oleh  T. Frazer (1852-1921) di  Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di  Inggris dan  P. Ehrlich (1854-1915) di  Jerman. Sumber  obat  sampai  akhir  abad  19,  obat  merupakan  produk  organik  atau anorganik  dari  tumbuhan  yang  dikeringkan  atau  segar, bahan  hewan  atau  mineral  yang aktif  dalam  penyembuhan  penyakit  tetapi  dapat  juga  menimbulkan  efek  toksik  bila dosisnya  terlalu  tinggi  atau  pada  kondisi  tertentu  penderita.
Untuk  menjamin  tersedianya  obat  agar  tidak  tergantung  kepada  musim  maka tumbuhan  obat  diawetkan  dengan  pengeringan.  Contoh  tumbuhan  yang  dikeringkan  pada saat  itu  adalah  getah  Papaver  somniferum (opium mentah)  yang  sering  dikaitkan  dengan obat  penyebab  ketergantungan  dan  ketagihan. Dengan  mengekstraksi  getah  tanaman  tersebut  dihasilkan  berbagai  senyawa  yaitu  morfin,  kodein,  narkotin (noskapin),  papaverin dll.  yang   ternyata  memiliki  efek  yang  berbeda  satu  sama  lain  walaupun  dari  sumber  yang  sama  dosis  tumbuhan  kering  dalam  pengobatan  ternyata  sangat  bervariasi  tergantung pada  tempat  asal  tumbuhan,  waktu  panen,  kondisi  dan  lama  penyimpanan.  Maka   untuk menghindari  variasi  dosis, F.W.Sertuerner (1783- 1841)  pada  th 1804  mempelopori  isolasi zat  aktif  dan  memurnikannya  dan  secara  terpisah  dilakukan  sintesis  secara  kimia. Sejak  itu berkembang  obat  sintetik  untuk  berbagai  jenis  penyakit.
3.3 Pengembangan Obat Baru
Pengembangan  bahan  obat  diawali  dengan  sintesis  atau  isolasi  dari  berbagai  sumber  yaitu  dari  tanaman  (glikosida  jantung  untuk  mengobati  lemah  jantung),  jaringan hewan (heparin  untuk  mencegah  pembekuan  darah),  kultur  mikroba  (penisilin  G  sebagai antibiotik  pertama),  urin  manusia  (choriogonadotropin)  dan  dengan  teknik  bioteknologi dihasilkan  human  insulin  untuk  menangani  penyakit  diabetes. Dengan  mempelajari hubungan  struktur  obat  dan  aktivitasnya  maka  pencarian  zat  baru  lebih  terarah  dan memunculkan  ilmu  baru  yaitu  kimia  medisinal  dan  farmakologi  molekular.  Setelah diperoleh  bahan   calon obat,  maka  selanjutnya  calon  obat  tersebut  akan  melalui  serangkaian   uji  yang  memakan  waktu  yang  panjang  dan  biaya  yang  tidak  sedikit  sebelum  diresmikan  sebagai  obat  oleh Badan  pemberi  izin.  Biaya  yang  diperlukan  dari mulai  isolasi  atau  sintesis  senyawa  kimia  sampai  diperoleh  obat   baru  lebih  kurang  US$ 500  juta  per  obat.  Uji  yang  harus  ditempuh  oleh  calon  obat  adalah  uji  praklinik  dan  uji klinik.



3.4 Bentuk – Bentuk Obat
            
                        1. Obat  Tablet
Tablet  adalah  sedian  farmasi  yang  padat, berbentuk  bundar  dan  pipih  atau  cembung rangkap. Bentuk  ini  paling  banyak  beredar  di  Indonesia  disebabkan  karena  bentuk  “tablet” adalah  bentuk  obat  yang  praktis  dan  ekonomis  dalam  produksi,  penyimpanan  dan pemakaiannya. Pembuatan  tablet  ini  selain  diperlukan  bahan  obat  juga  diperlukan  zat tambahan,  yaitu :
Ø  Zat  pengisi  untuk  memperbesar  volume  tablet.
Misalnya : saccharum  Lactis, Amylum  Manihot, Calcii  Phoshas, Calcii  Carbonas  dan  zat  lain  yang  cocok.
Ø  Zat  pengikat ; dimaksudkan  agar  tablet  tidak  pecah  atau  retak, dapat  merekat.
Biasanya  digunakan  mucilage  Gummi  Arabici  10-20 % (panas),  Solution  Methylcelloeum   5 %.
Ø  Zat  penghancur,  dimaksudkan  agar  tablet  dapat  hancur  dalam  perut.
Biasanya  digunakan : Amylum  Manihot  kering, Gelatinum, Agar- agar, Natrium  Alginat
Ø  Zat  pelicin, Dimaksudkan  agar  tablet  tidak  lekat  pada  cetakan. Biasanya  digunakan Talcum 5 %, Magnesii  Streras, Acidum  Strearicum
 Pengertian  lainnya  yaitu  merupakan  sediaan  padat  kompak  dibuat  secara  kempa  cetak dalam  bentuk  tabung  pipih  atau  sirkuler  kedua  permukaan  rata  atau  cembung  mengandung satu  jenis  obat  atau  lebih  dengan  atau  tanpa  bahan  tambahan.

2. Obat  Kapsul
 Kapsul  didefinisikan  sebagai  sediaan  padat  yang terdiri dari obat  dalam  cangkang keras  atau  lunak  yang  dapat  larut. Cangkang  dapat  dibuat  dari  pati,  gelatin,  atau  bahan lainnya  yang  sesuai.
   Kapsul  gelatin  pertama  kali  di  patenkan  oleh  F.A.B .Mothes , mahasiswa  dan Dublanc, seorang  farmasis. Paten  mereka  diperoleh  pada  tahun  1834,  meliputi  metode  untuk  memproduksi  kapsul  gelatin  yang  terdiri  dari  satu  bagian , berbentuk  lonjong,  ditutup  dengan  setetes  larutan  pekat  gelatin  panas  sesudah  diisi.
  Kapsul  gelatin  memiliki  banyak  keunggulan  dibanding  sediaan  obat  lainnya. Kapsul  gelatin  tidak  berbau,  tidak  berasa  dan  mudah  digunakan  karena  saat  terbasahinya oleh  air  liur  akan  segera  diikuti  daya  bengkak  dan  daya  larut  airnya. Pengisian  ke  dalam kapsul  disarankan  untuk  obat  yang  memiliki  rasa  yang  tidak  enak  atau  bau  yang  tidak enak. Kapsul  yang  disimpan  dalam  lingkungan  yang  kering  menunjukkan  daya  tahan  dan kemantapan  penyimpanan  yang  baik  dan dengan  teknologi  modern,  pembuatannya  lebih mudah  dan  cepat  serta  ketepatan  dosis  lebih  tinggi  daripada  tablet.
Cara  pengisian  kapsul  juga  tidak  perlu  memperhitungkan  adanya  perubahan  sifat  material asalnya  dan  pelepasan   zat  aktifnya.
 Kapsul   juga  dapat  dibuat  dari  pati  dan  tepung  gandum  dan  digunakan  untuk  mewadahi bahan  obat  berbentuk  serbuk. Kapsul  pati  ini, memiliki  silinder  tertutup  satu  muka  atau mangkuk  kecil (garis  tengah  15-25  mm  dan  tinggi 10 mm). Walaupun   tercantum dalam farmakope, tapi  peranannya  sampai  saat  ini  tidak  ada.
3.5  Daftar  Produk  Obat  yang  dihasilkan  PT. KIMIA  FARMA,Plant  MEDAN
Produk  Obat  yang  dihasilkan  oleh  PT.KIMIA FARMA,plant  Medan  saat  ini  adalah  obat  kapsul, tablet,dan  krim/ salep.
Beberapa  daftar  produk  obat  yang  diproduksi  di PT. KIMIA FARMA,plant MEDAN yaitu :
-          Antalgin 500 mg
-          Parasetamol 500 mg
-          Ekstrak  Beladon 10 mg
-          Ekstrak  Beladon 20 mg
-          Chloramphenicol  250  mg
-          Betametason  0,1 %
-          Betason-N  krim
-          Fitocassol   krim
-          Dexocort  0,25 %
-          Virules  5 %
-          Hydrocortison 2,5 %
-          Gentamicin 0,1 %
-          Fungoral  2 %
-          Vitamin B Complex 150 mg
-          Calcium  Lactat  500 mg
-          Glyceryl  Guaiacolate 100  mg

3.6  Macam- Macam  Pengujian  yang  Dilakukan  Untuk  Menganalisis  Obat
Setiap  obat  itu  hampir  sama perlakuan  dalam  analisisnya. Dimana  setiap  obat  itu  ada  beberapa  pengujian  yang  harus  dilakukan sebelum  obat  itu  dikonsumsi konsumen. Misalkan  saja  obat  tablet, pada  produk  setengah  jadi harus  di lakukan  pengujian  seperti  waktu  hancurnya,kekerasan   obat,  keregasan  obat hingga  nantinya  sampai  obat  telah  dapat  ditentukan  apakah  obat  tersebut  telah  layak  untuk dikonsumsi.
Ada  beberapa  pengujian  yang  dilakukan  sebelum  obat  tersebut  dipasarkan :
a.       Obat  Tablet
Pada  obat  tablet  ada perlakuan  yang  dilakukan  sebelum  obat  diproduksi  dalam  jumlah  besar,yaitu :
·         Uji  Kelarutan  Tablet
Uji  kelarutan  tablet  digunakan  untuk  menentukan  berapa  lama  obat  akan  bereaksi  didalam  tubuh   dalam  artian  tablet  itu  hancur / larut  dalam  tubuh.  Uji  kelarutan  ini  digunakan  alat  yaitu  “Dessintegration  Test  System”.  Pada  umumnya  tablet  tersebut  larut  selama  maksimal  15  menit sesuai  dengan  syarat  kelarutan  tablet, yaitu  dengan  suhu  27° C.
Dimana  suhu  tersebut  adalah  ukuran  suhu  tubuh  manusia.
·         Uji  Kekerasan  Tablet
Uji  kekerasan  tablet  dilakukan  untuk  mengetahui  seberapa  keras  obat  tersebut  sehingga  nantinya  dapat  dipecahkan. Jika  obat  tersebut  terlalu  keras  maka  sulit  untuk  dipatahkan/ dipecah. Jika  terlalu  lunak  maka  obat  akan  rapuh  dan  mudah  hancur sebelum  obat  dikonsumsi.
Alat  untuk  menguji  kekerasan  tablet  yaitu  “Tablet Tester” tetapi  ada  juga  yang  manual. Untuk  kekerasan  tablet  itu  mempunyai  daya  keras  yang  berbeda. Ada  yang  dari  75- 80 N(satuan) , 90- 110 N. Untuk  pengujian  cukup  6  biji  tablet  saja  yang  diuji.
·         Uji  Keregasan  Tablet
Uji  keregasan  maksudnya  adalah obat/ tablet  tersebut  dimasukkan  kedalam  alat  pemutar yang  dinamakan “ Friability Tester” selama  4 menit (syarat) lalu  ditimbang. Berapa persen (%) keregasan  obat/ tablet  itu  jika  sebelum  sampai  kepada  konsumen  obat  tersebut  telah melewati  beberapa  proses. Jadi  dilihatlah berapa  keregasan  tablet  setelah  melalui  proses  tersebut.
Uji  keregasan  digunakan  untuk  menentukan  kekuatan  dari tablet. Gesekan  dan  goncangan  merupakan  penyebab tablet  mudah  hancur. Persyaratan keregasan harus  lebih  kecil  dari  0,8%.
·         Penimbangan  bobot  rata-rata
Penimbangan  bobot  rata-rata   pada  sediaan  tablet  dan  krim  pada  umumnya  hampir  sama.  Dimana  untuk  tablet  caranya  yaitu :
Tablet  ditimbang  bobotnya  satu  per  satu  hingga  10  tablet  lalu  dijumlahkan  bobot  tersebut  dibagi  dengan  berapa  tablet   yang  ditimbang  maka  itulah  bobot  rata- ratanya  dalam  mgram.
Jika  yang  ditimbang  adalah  krim,biasanya  untuk  krim  isi  dalam  tube adalah  5 gram. Caranya pun  sama ,tapi  biasanya  krim  terlebih  dahulu  ditimbang  bobot  tube  kosong, setelah  itu  diisikan  krim  sebanyak  5 gram,lalu  ditimbang  lagi. Pada pengisian krim  tidak  boleh  kurang  dari  5 gram atau  terlalu  lebih  dari  5 gram. Jika  tube  telah  diisikan  dan  ditimbang   maka   dicari  Netto yang  ditimbang  tadi ( biasanya  dari  10 tube) . Maka  didapatkan  bobot rata-rata untuk  krim.
·         Tes  Kebocoran  Strip
Setelah  obat/tablet  di uji kekerasan, keregasan, kelarutan serta bobot  rata-rata  maka  tablet  siap  di pack  dalam  strip. Untuk  menguji  kelayakan  strip  dimana  strip  tidak  bocor  maka  dilakukanlah  uji  tes  kebocoran  strip.
Pada  uji  tes  kebocoran  strip  yaitu  menggunakan  cairan  Methilen  Blue  yang  terdapat  di dalam  desikator  yang  dihubungkan  dengan  kompressor. Cara  kerja  alatnya  yaitu  dimana  melalui  selang  yang  terhubung antara  desikator  dengan  kompressor, udara  akan  dihisap  melalui  selang  sehingga  jika  strip  bocor  maka  cairan  Methilen  Blue  akan  masuk  kedalam  dan  mengubah  warna  tablet  menjadi  biru.
Guna  menggunakan  Methilen  Blue  yaitu  karena  Methilen  Blue merupakan  zat  warna  yang  dapat  menempel/meresap  kuat  pada bahan. Artinya  udara  yang terdapat  dalam  desikator  akan  ditarik  dari  dalam  desikator  sehingga  oksigen/udara  jadi berkurang.

3.7  Pengujian  Pemastian  Mutu  pada  Produk  Obat  yang dihasilkan
Setiap  obat  yang  diproduksi  sebelum  dipasarkan  terlebih  dahulu  obat  tersebut harus  dilakukan  uji  pemastian mutu , untuk  memastikan  obat  tersebut  memenuhi  syarat yang  telah  ditetapkan  dan  layak  untuk  dikonsumsi. Ada  pun  parameter  pengujian  pemastian  mutu  obat  adalah  sebagai   berikut :


·         Pengujian  kadar  zat  aktif  dengan  Spektrofotometri  UV-ViS
Menurut  Ompusunggu  (  1982  )  spektrofotometer  adalah  fotometer  ( alat  pengukur  intensitas  sinar ) yang  dilengkapi  dengan  komponen  sedemikan  rupa  sehingga  perubahan  intesitas  sinar  monokromatis  menembus  larutan  dapat  diukur.
Berdasarkan  berkas  sinar  yang  diiterima  larutan, maka  spektrofotometer  dapat  dibagi  menjadi :
1.       Spektrofotometer  single  beam
2.       Spektrofotometer  double  beam
Dengan  spektrofotometer single  beam  kita  hanya  bisa  dapat  mengukur  dengan  menggunakan  satu  larutan  sinar  saja. Sedangkan  dengan  spektrofotometer  double  beam  menggunakan  dua  larutan  sinar ( sekaligus  dapat  mengukur  dua  latruan  contoh  dan  pembanding ).
Keuntungan  spektrofotometer  double  beam  adalah  perubahan  tegangan  listrik ( yang  bisa  dialami  dilaboratorium ) tidak  akan  berpengaruh  terhadap  pembacaan, sedangkan  pada spektrofotometer  single  beam  intensitas  sinarnya  harus  tetap  waktu  mengukur  contoh  dan  mengukur  blanko. Jadi  tegangan  listrik  harus  dijaga  konstan.
Pengujian  yang  dilakukan  menggunakan  spektrofotometer  pada  umumnya  obat  yang  berbentuk  tablet  dan  uji  disolusi  tablet.
·         Uji Disolusi
Uji  disolusi  adalah  suatu  metode  in  vitro  yang  digunakan  untuk  mengetahui  waktu  pelepasan  obat  dari  bentuk  sediaan  menjadi  bentuk  terarut.  Alat  yang  digunakan ada  dua  macam  ;  yang  pertama  berbentuk  keranjang  (basket)  dan  yang  berbentuk pedal  atau  dayung.   Media  disolusi   menggunakan  pelarut yang  tertera  pada  masing-masing  monografi. Bila  media  disolusi  larutan  dapar  atur   pH  larutan  sedemikian hingga  berada  dalam  batas 0,05  satuan  pH  yang  tertera   pada  masing-masing monografi. Volume  media  disolusi   adalah   900 ml  dan  atur  suhu  media  hingga suhu  37 ° ± 0,5 ° celcius.
·         Waktu uji.
 Bila  dalam  spesifikasi  hanya  terdapat  satu  waktu, pengujian  dapat diakhiri  dalam  waktu  yang  lebih  singkat  bila  persyaratan  jumlah  minimum  yang terlarut  telah  terpenuhi. Bila  dinyatakan  dua  waktu  atau  lebih,  cuplikan  dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan  dengan  toleransi  +/- 2 %.
·         Pengambilan  cuplikan
Dalam  interval  waktu  yang  telah  ditentukan  ambil  cuplikan  pada  daerah pertengahan  antara  permukaan  media  disolusi  dan  bagian  atas  dari  keranjang berputar   atau daun  dari  alat  dayung,   tidak   kurang 1 cm  dari  dinding  wadah. Lakukan  penetapan  kadar  sesuai  masing-masing  monografi.
·         Interpretasi hasil
Kecuali  dinyatakan  lain  dalam  masing-masing  monografi,  persyaratan  dipenuhi  jika junlah  zat  aktif  yang  terkarut  dari  sediaan  yang  diuji  sesuai  dengan  tabel penerimaan. Lanjutkan  pengujian  sampai   tiga tahap  kecuali  bila  hasil  pengujian memenuhi  tahap  S1  atau  S2. Harga  Q  adalah  jumlah   zat  aktif  yang  terlarut  seperti yang  tertera  dalam  masing-masing  monografi, dinyatakan  dalam  presentasi  kadar pada  etiket,  angka  5%  dan  15%   dalam   tabel   adalah   persentase   kadar   pada  etiket,  dengan  demikian  mempunyai  arti  yang  sama  dengan  Q.

·         High  Pressure  Liquid  Chromatography
Pada  dasarnya  prinsip  kerja  HPLC dengan  bantun  pompa  fasa  gerak  cair  dialikan  melalui  kolom  ke  detektor , cuplikan  dimasukkan  ke  dalam  aliran  fasa  gerak  dengan  cara  penyuntikan. Di dalam  kolom  terjadi  pemisahan  komponen-komponen  campuran  karena  perbedaan  kekuatan  interaksi  antara  solut  terhadap  fasa  diam  maka  terjadilah  pemisahan. Komponen  yang  lemah  interaksinya  dengan  fasa  diam  akan  keluar  dari  kolom  lebih  dahulu. Setiap  komponen  campuran  yang  keluar  kolom  dideteksi  oleh  detektor  kemudian  direkam  oleh  kromatogram. Jumlah peak menyatakan  jumlah  komponen  , luas  peak  menyatakan  konsentrasi  komponen  dalam  campuran. Dan  terakhir  komputer  digunakan  untuk  mengontrol  kerja  sama  sistem  HPLC  dan  mengumpulkan  serta  mengolah  data  hasil  pengukuran  HPLC.
Pengujian  yang  dilakukan  menggunakan  HPLC yaitu  untuk  penentuan  kadar  zat aktif  obat  dalam  bentuk  sediaan  krim  atau  salep.
·         Pengujian  Mikrobiologi 
Pada  pengujian  mikrobiologi untuk  sampel  obat  yaitu  untuk  menentukan  potensi  daya  bunuh  mikroba. Biasanya  untuk  pengujian  ini  dilakukan  pada  obat  dalam  sediaan salep/ krim. Terlebih   dahulu  sampel  krim/  obat  ditimbang  sebanyak  1 gram lalu  di larutkan ,kemudian  dibuat  larutan  deret  standar  dengan  pemipetan  larutan  yang  berbeda-beda.  Untuk  menumbuhkan  mikroba  maka  digunakan  media. Media  yang  digunakan pun  berbeda sesuai dengan  jenis   sampel  yang  akan  diperiksa. Setelah  media  telah  dibuat ,maka media  dituangkan  kedalam  cawan  petri  untuk  dilakukan  inokulasi  mikroba. Kemudian  larutan  standar  yang  tadi  dipipetkan  kedalam  ring  yang  terdapat  dalam cawan  petri. Setelah  selesai perlakuan tersebut  barulah  cawan  petri  diinkubasikan kedalam  inkubator  selama  1 x 24 jam.
Setelah  diinkubasi  dilakukanlah  perhitungan  dari  setiap  cawan  yang  berisi  koloni  mikroba.Dan  perlakuan  terakhir  yaitu  cawan  harus  di destruksi  di dalam  autoklaf ,dengan  tujuan  untuk  membunuh  mikroba- mikroba  yang  masih  terdapat  dalam  cawan  sebelum  cawan  dicuci  dan  dibersihkan. Pada  setiap  tahap yang  dilakukan  kita  harus  bekerja  dalam  keadaan  steril. 




BAB IV
KESIMPULAN 

Dari  Praktik  Kerja  Industri (PRAKERIN)  yang  dilakukan  di  PT. KIMIA  FARMA,Plant  MEDAN  penulis  dapat  memperoleh  ilmu-ilmu  baru  yang  belum  diperoleh  di sekolah. Sehingga  penulis   dapat  menerapkan  ilmu  tersebut  dan  mengaplikasikannya  pada  dunia  kerja  nantinya.  Dan  penulis  sedikit  banyaknya  sudah  mengetahui  bagaimana  Cara  Pembuatan  Obat  yang  Baik (CPOB) yang  sesuai  dengan  syarat  yang  telah  ditetapkan.










DAFTAR  PUSTAKA

Departemen  Kesehatan  RI. 1990. Hematologi . Jakarta Hal 1-178
Lorina  ,Silvania  dan  Sylvi  2007. Modul  Analisis  Fotometri  Nyala  dan  Spektrofotometri  Serapan  Atom. Padang  : SMAKPA (lingkungan  sendiri)
http:/library.usu.id/download/ft/tkimia-halima.pdf
PT. KIMIA FARMA. PROTAP Pengujian  Produk  Ruahan. Medan
PT. KIMIA  FARMA. PROTAP  Penggunaan Alat  Laboratorium. Medan